Sabtu, 21 Februari 2009

*DO RO RO* BILA TUHAN BERKEHENDAK


Seorang laki-laki penuh luka terhuyung-huyung masuk ke sebuah kuil. Dengan penuh emosi dimarahinya seluruh dewa yang disembahnya. Memprotes kekalahan telak yang dialami pasukannya dalam peperangan saat itu. Belakangan diketahui ternyata laki-laki ini adalah seorang Raja. Tak berapa lama terdengar suara misterius. Menawarkan padanya kemenangan yang terus menerus. Penuh rasa penasaran sang Raja menanyakan apa imbalan yang harus dibayarnya sebagai penebus. Suara misterius pun menjawab, jabang bayi didalam kandungan istrinyalah yang mereka inginkan. Membagi rata tubuh dan panca indera si jabang bayi dalam 48 bagian untuk 48 iblis yang akan bekerja sama mendukung kemenangan. Tanpa pikir panjang sang Raja menyetujui syarat yang ternyata diajukan oleh iblis dalam kegelapan. Maka resmilah sang Raja melakukan perjanjian dengan iblis demi kemenangan dalam peperangan.

Betapa terkejutnya Ratu ketika ia melahirkan seorang bayi laki-laki tanpa tangan dan kaki, tanpa bola mata, tanpa bentuk hidung dan mulut. Hanya nafas dan batang tubuh serta kepala yang dimilikinya. Betapa marahnya ia ketika Raja memberitahu perihal perjanjiannya dengan iblis, apalagi saat Raja memerintahkannya untuk membunuh anak yang ia lahirkan. Diam-diam, Ratu meletakkan puteranya disebuah keranjang. Ditaruhnya keranjang itu disebuah sungai yang mengalir. Sambil berdoa memohon keselamatan atas buah hati, Ratu berharap seseorang menyelamatkan puteranya ini.

Benar saja, seorang musafir menemukan si bayi dan membawanya pulang kerumah. Dengan sebuah cara yang istimewa, dibuatkannya tangan, kaki, mata, hidung dan mulut palsu untuk bayi mungil itu. Juga seluruh panca indera si bayi yang telah diambil oleh 48 iblis. Diajarkannya manusia kecil ini memfungsikan seluruh tubuhnya melalui kepekaan rasa dengan cara yang luar biasa. Sebelum ajal menjemput, pria musafir itu menyampaikan pada manusia kecil yang telah beranjak remaja kini, bahwasanya seluruh anggota tubuhnya yang asli tersebar dalam kekuasaan 48 iblis. Untuk mendapatkan kembali seluruh anggota tubuhnya, ia harus membunuh sendiri ke-48 iblis ini satu persatu.

Diperjalanan cerita, terlihatlah perjuangan seorang remaja laki-laki membinasakan satu demi satu iblis yang ditemuinya demi mendapatkan kembali seluruh anggota tubuhnya yang asli. Perjuangan yang demikian sulit mempertaruhkan nyawa untuk memperoleh sepasang kaki yang bisa berdarah bila ia terluka, sepasang tangan yang benar-benar bisa merasa apa yang sedang ia sentuh, sepasang mata yang bukan saja sebagai assessoris belaka seperti mata palsunya namun bisa membuatnya melihat indahnya sosok ibundanya, dan sebuah jantung yang terasa sakit ketika dengan terpaksa ia harus membunuh ayahandanya.

Kisah dalam film bergenre action produksi Jepang yang berjudul Dororo ini sangat berkesan buatku pribadi. Lepas dari apakah cerita ini asli ataupun fiksi, aku mendapatkan banyak pelajaran hidup yang tadinya tidak kusadari. Diantaranya adalah betapa ternyata bila Tuhan berkehendak, tak satu manusia, dewa, atau iblis manapun sanggup mengubah kehendakNya. Bayi yang sudah diambil seluruh anggota tubuhnya sekalipun dan hendak dimusnahkan oleh ayahnya sendiri, bisa tetap hidup. Bahkan Tuhan mengutus seorang musafir penuh ilmu untuk merawat dan membesarkan si bayi dengan cara yang jenius. Ada saja cara Tuhan menunjukkan kehendakNya. Ada saja jalan Tuhan menyampaikan pertolonganNya. Ada saja strategi Tuhan melestarikan ciptaanNya yang Ia kehendaki kehidupannya. Barangkali juga Tuhan ingin memberitahu kita kedahsyatan doa seorang Ibu yang memohon pertolongan dan keselamatan atas puteranya, sebagaimana janji yang Tuhan tepati pada Ibunda Nabi Musa a.s. Penuh kepasrahan, dilarungkannya pula bayi yang baru dilahirkannya di sungai Nil. Untuk kemudian ditemukan, dilindungi dan dibesarkan oleh istri Fir’aun. Bahkan hanya air susu sang bundalah yang mau diminum oleh Musa kecil. Sehingga tanpa diketahui siapapun, Ibunda Musa jua lah yang mengasuh Nabi Musa a.s sesuai janji Tuhan padanya.

DORORO juga memperlihatkan padaku betapa bernilainya seluruh anggota tubuh yang dengan lengkap kumiliki ini. Betapa bermanfaatnya seluruh anggota tubuhku ini. Betapa tanpa mereka, duhai merananya hidupku ini. Tak bisa melihat ketampanan pangeran kecilku, tak bisa memeluk mesra tubuh suamiku, tak bisa melangkah berlari mengejar buah hati, tak dapat meracik makanan sederhana penuh kelezatan didapur kami. Tak perlu aku berjuang bersusah payah membunuh iblis manapun untuk mendapatkan anggota tubuhku mempertaruhkan nafasku karena Tuhan telah memberikannya secara gratisan. Maka sudah menjadi tugasku untuk mensyukuri anugerah kesempurnaan fisik yang Tuhan beri. Dan sudah menjadi kewajibanku pula untuk memanfaatkan fisik ini semaksimal mungkin dalam rangka menyembahNya. Sebagaimana yang dikatakan dalam FirmanNya yang berarti : Tidaklah kuciptakan jin dan manusia selain untuk menyembahKu. Sepertinya ada yang salah ya bila aku terus menerus lalai dalam melakukan ibadahku setelah anugerah kesempurnaan lahiriah yang diberikanNya padaku. Mumpung nafas masih kuhembus.

Desy Andriani
Muslimah Cosmopolitan
Model, Presenter & MC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar