Minggu, 04 Januari 2009

KM 6 : MENGENAL JIHAD WANITA

Assalamualaikum muslimah cosmpolitan,

Saya teringat ketika masih dibawah asuhan orangtua. Banyaknya aturan dan minimnya kebebasan mungkin juga dialami oleh saudari muslimah cosmopolitan lainnya. Sampai-sampai saya berfikir, mungkin pernikahan kelak yang akan membebaskan diri ini. Bisa punya aturan sendiri, dan tentunya bebas kemanapun, juga ”ngapa-ngapa-in”. Syaratnya cuma satu, dapatkan laki-laki yang sangat mencintai bahkan mengagumi, sehingga kendali ada ditangan ini. Wah, bayangannya menyenangkan sekali – waktu itu.

Singkatnya pernikahan sudah dilakukan, kenyataannya lumayan jauh dari khayalan. Laki-laki yang menjadi suami biar bagaimanapun tetap saja ”orang lain”. Kadang selama-lamanya kita kenal dalam hitungan 1-3 tahun-an. Yang jelas berbeda dengan orangtua yang telah bersama kita se-bilangan usia kita. Ada-lah rasa sungkan bila harus terus meminta ini itu dari teman hidup baru ini. Apalagi bila tiba-tiba yang terjadi adalah ketidaksamaan kondisi. Janji-janji manis yang terucap di awal perkenalan, makin lama makin banyak yang tak terbukti. Diam-diam diri ini mulai menangis. Teringat betapa orangtua ternyata memanjakan anak-anak gadisnya dengan segala cara, yang sering kita sama sekali tidak mengetahui bagaimana perjuangan yang harus beliau tempuh demi sepotong busana pesta indah yang kita inginkan hingga mobil yang disediakan demi maksud mengamankan kita dari kejadian menakutkan yang acap terjadi ketika kita berkendaraan umum.

Sementara kehidupan nyata menyambut kita didalam pernikahan. Kadang tak selamanya indah. Perjuangan orangtua satu persatu mulai kita alami dan rasakan. Tak lagi bebas berteriak menyuarakan tuntutan pada suami yang kita tahu persis keadaannya. Bila bukan Iman yang ALLAH karuniakan didalam dada, mungkin cerita sudah bergulir ke arah yang berbeda. Menyesali pernikahan, mencaci suami yang sesungguhnya adalah teman seperjuangan dan keinginan kembali ke pangkuan orangtua demi kenyamanan kehidupan menjadi opsi pilihan.

Untunglah ada suara mengingatkan, suami adalah pemberian ALLAH jua. Maka
baik dan buruk keadaan dalam pernikahan, semata-mata kehendak ALLAH jua. Dia menginginkan kebaikan lahir dari diri kita. Keadaan buruk kadang kala adalah strategi NYA. Untunglah hidayahNYA terus menerus menyapa dan mengiringi langkah ini. Dengan siapapun pernikahan dijalankan, isinya tetap adalah perjuangan. Barangkali saat ini adalah perjuangan menyamankan kehidupan materi. Yang lain mengalami perjuangannya sendiri. Perjuangan memiliki suami untuk diri sendiri, perjuangan menyehatkan suami atau anak yang sedang sakit, perjuangan menghadapi kehilangan-kehilangan yang lain. Semua punya porsinya masing-masing. Bila sudah begini, baru terasa perjuangan yang kita lalui lebih ringan dibanding saudari muslimah cosmopolitan yang lain, atau mungkin juga kita merasa mendapatkan yang lebih berat lagi. Sesungguhnya bukan timbangannya yang terpenting, melainkan cara kita berjuang dan mengatasinya yang jauh lebih penting. Mencari solusi dengan Iman sebagai teman, Insya ALLAH akan memberi diri bonus pahala surgawi.

Semoga ALLAH menguatkan kita muslimah cosmopolitan dengan milyaran hidayah, iman sedalam samudera dan kekuatan untuk berjuang seluas langit yang tanpa batas.
Semoga ALLAH mengaruniakan surga pada kedua orangtua kita untuk perjuangan seumur hidup kita yang beliau lakukan dengan keikhlasan yang luarbiasa.
Semoga ALLAH menganugerahkan kemampuan untuk menjadi imam dunia akherat pada suami kita sehingga ia bisa mengajak kita dan anak-anak, hidup dalam surga dunia dan menghantarkan kita juga anak-anak memasuki surga akherat kelak. Insya ALLAH amin

Teruntuk keduaorangtuaku : Terimakasih dan Penghormatan yang terdalam untuk Ayah dan Mama. Semoga ALLAH menghadiahiku kemampuan untuk senantiasa membahagiakan dua orang paling mulia didunia ini.

Teruntuk suamiku : Selamat berjuang, bersama ALLAH aku akan mendampingi perjuanganmu menghuni surga dunia dan memasuki surga akherat.

Teruntuk muslimah cosmopolitan : Berjuang dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah, adalah Jihad kita sebagai wanita. Darah yang mengucur terwujud dalam air mata tangis. Luka-luka dihati yang harus diobati sendiri adalah Jihad suci.

Ketabahan yang mengiringi Insya ALLAH membuahkan pahala surgawi. Selamat Jihad muslimah cosmopolitan. Mari kita sama-sama saling menemani dan menguatkan.

Wassalam en see U in heaven,
Muslimah Cosmopolitan
Desy Andriani
Presenter Aduhai Dangdut Di TV 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar